Alat dan bahan yang digunakan dalam kreasi KRISTIK adalah:
ALAT
Jarum ini digunakan untuk membuat tusukan kristik di kain. Disebut tumpul karena kain dalam kreasi kristik biasanya seratnya lebar, jadi nggak usah tajam juga udah bisa ‘lewat’. Selain itu juga supaya nggak menyakiti jari. Untuk ukurannya bisa disesuaikan dengan ukuran stitch-nya. Apa itu stitch, nanti kita ulas di bagian kain ya. Semakin besar stitch semakin kecil lubangnya, jadi semakin kecil pula jarum yang digunakan. CMIIW.
Gunting digunakan ya untuk memotong, baik benang maupun kain. Kalau untuk memotong benang, lebih disarankan pakai gunting khusus benang. Kayak ini:
Kurang paham juga, apa karena guntingnya yang lebih runcing dan enak buat motong jaitan dan nyaman di tangan makanya lebih disarankan. Tapi ya nggak usah maksa buat punya, yang penting punya gunting lah.
Ini optional aja kalau kain yang dipakai impor, soalnya kain impor biasanya lebih kaku. Kalau kain yang lemes disarankan pakai ini, supaya hasil kristiknya nggak mengkerut dan mempermudah biar lebih rapi. Daripada capek megangin, kemeng alias pegel juga lho.
BAHAN
Kain yang digunakan untuk membuat karya kristik adalah kain strimin. Kain strimin sebenarnya ada banyak macamnya, nanti aku ulas lebih jauh di postingan lain.
Jenis kain strimin yang umum digunakan adalah jenis Aida ukuran 14-count (14ct) dan 16-count (16ct). Apa sih itu? Maksudnya kalau 14ct berarti 1 inci ada 14 lubang, kalau 16ct berarti 1 inci ada 16 lubang. Jadi semakin besar angka ct-nya, maka semakin kecil lubangnya.
Selain dari kain, kristik juga bisa dibuat di atas kanvas plastik dan kasa. Katanya yang jaman dulu ini booming di sekolahan-sekolahan pada pake kasa ya? Kok aku nggak pernah kenal ya, malah udah kenal sama kain strimin lokal. Hehe, bukan masaku berarti. Kembali ke topik. Biasanya media kanvas plastik dipakai untuk kreasi yang kaku, kayak kotak wadah tisu, perhiasan, dll. Yang terbaru malah bisa jadi gantungan kunci atau alas piring, bahkan juga taplak. Kreatif *prok prok prok*. Kalau kasa bisa untuk hiasan dinding.
Nah, kalau kita udah milih polanya, biasanya ada ukuran pola menggunakan ukuran h x w. Kalau mau ngitung ukuran kain bisa dengan pakai rumus ini:
Panjang: [(jumlah kotak panjang) / (jumlah ct) X 2,54 cm/inci] + 5
Lebar: [(jumlah kotak lebar) / (jumlah ct) X 2,54 cm/inci] + 5
Misalnya kita pengen pake kain 14ct, dengan ukuran pola 50h x 20w. Jadi ngitungnya:
P: (50 / 14 x 2,54) + 5 = 14,1 cm
L: (20 / 14 x 2,54) + 5 = 8,6 cm
Jadi kain yang dibutuhkan adalah 14,1 x 8,6 cm. Kenapa ditambah 5 cm? Karena medianya harus lebih luas dari pola kristiknya. Kalau kainnya ngepas sama luas polanya kan nggak enak juga :D. Kalau misalnya hasil krsitiknya nanti mau dikasih pigura, kainnya ditambah 10 cm biar kalau ketutupan pigura, polanya masih tetep kelihatan.
Benang sulam katun
Untuk pola kristik biasanya menggunakan benang sulam katun. Kalau kain yang dipakai 14-count (14ct) atau 16-count (16ct) biasanya benang yang digunakan 2 helai, kecuali ada pola yang memberi petunjuk beda.
Benang sulam sendiri macamnya ada banyak, dari yang lokal sampai impor. Merk-merk tersebut bisa menghasilkan karya dengan warna yang agak berbeda. Misalnya merk A khas warnanya mencolok, merk B khas warnanya soft. Tapi nggak menutup kemungkinan merk D dengan merk Z warnanya sama. Soalnya sekarang juga banyak yang nggak kuat kantongnya buat beli benang ori impor, jadinya dikonversikan ke warna benang cina/lokal (walau strukturnya fisiknya beda).
Benang sulam impor yang paling sering dipakai adalah DMC atau Anchor, yang terdiri dari 6 helai benang. Kalau benang lokal hanya 1 helai dan sedikit lebih tebal dari impor.
Benang wol
Kalau jaman tahun 80-90an sudah pernah kenal sama yang namanya kristik, pasti nggak asing sama benang ini. Benang wol biasanya dipakai untuk kreasi dengan ukuran besar dengan penggunaan 1 X = 4 kotak. Kecuali untuk kain ukuran 11-count (11ct) atau lebih menggunakan 1 kotak. Katanya sih jenis benang ini lebih kuat dan tahan lama, tapi warnanya yang terbatas yang jadi kekurangannya.
Benang metalik dan emas
Benang ini berwarna kilap dan biasanya dipakai untuk mempercantik karya kristik. Benang ini membuat karya kristik jadi lebih ‘mewah’ dan mata nggak akan berhenti untuk melotot mengagumi. :D
Nah ini informasi yang paling susah aku cari, berapa helai yang harus kita gunakan dalam mengkristik? Soalnya di grub kristik ada yang ngomongin penggunaan banyak helai di suatu pola. Waktu itu dia heran soalnya pakai 4 helai. Aku yang baca juga ikut kaget booook. Terus berapa helai yang harus aku pakai dalam mengkristik?!?!?!?!! Aku pikir normal 1 helai aja kayak jait baju. Eh ternyata enggak lho. Untuk penggunaan banyak helai , biasanya minimal 2 helai sampai lebih. Ini tergantung pola juga sih. Spesifikasinya bisa dilihat di bawah ini:
- Beads (manik-manik) [optional]
Beberapa pola membutuhkan beads atau manik-manik. Tujuannya sama kayak benang metalik atau emas di atas, yaitu untuk mempercantik.